Sabtu, 30 Mei 2015

Tugas Perekonomian Indonesia (Investasi dan Saham)

 Nama : Idafitriani Sangadji Kelas : 1EB02 Npm : 25214078


 Pengertian Investasi Saham Investasi saham adalah pemilikan atau pembelian saham-saham perusahaan oleh suatu perusahaan lain atau perorangan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan tambahan diluar pendapatan dari usaha pokoknya. Jadi saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang diperbandingkan di lantai bursa efek, yang digunakan bagi perusahaan untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam membutuhkan dana dari masyarakat (Subroto, 1986). Ada beberapa keuntungan, menurut Buletin BES (1990), yang diperoleh seorang investor dengan memiliki saham perusahaan lain, yaitu :
 1. Kemungkinan memperoleh dividen yaitu sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
 2. Kemungkinan memperoleh capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh pemegang saham dari hasil jual beli saham, berupa selisih nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli yang lebih rendah.
 3. Memiliki hak prioritas untuk membeli bukti right yang dikeluarkan oleh perusahaan.
 4. Kemungkinan memperoleh hak atas saham bonus.
 5. Waktu kepemilikan tidak terbatas dan berakhir pada saat investor menjual kembali saham tersebut di bursa efek.
 6. Memiliki hak suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Dengan membeli saham suatu perusahaan pada dasarnya Anda telah memiliki sebagian hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. Semakin banyak saham yang Anda beli maka semakin banyak pula bagian kepemilikan Anda atas perusahaan tersebut. Ketika perusahaan yang sahamnya Anda beli membukukan keuntungan, maka Andapun berhak atas keuntungan tersebut, yang dinyatakan dalam dividen. Kepemilikan saham atas perusahaan biasanya disebut sebagai ekuitas (Hendarto, 2005). Kelompok Saham LQ-45 Untuk menambah pemahaman, maka perlu ditambahkan pengertian tentang saham LQ-45. Menurut Hartono (2009), saham LQ-45 adalah indeks yang pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997 yang terdiri dari 45 saham-saham paling aktif diperdagangkan. Pertimbangan yang mendasari pemilihan saham yang masuk Indeks LQ-45 adalah likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan yaitu:
 1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
 2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).
 3. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan. Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio keuangan menurut J. Fred Weston dalam Kasmir (2008) adalah sebagai berikut: 
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
 - Rasio Lancar (Current Ratio)
 - Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
 2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
 - Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt Ratio)
 - Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned)
 - Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage)
 - Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coverage)
 3. Rasio Aktifitas (Activity Ratio)
 - Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)
 - Rata-rata jangka waktu penagihan/ perputaran piutang (Average Collection Period)
 - Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)
 - Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over)
 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
 - Margin Laba Penjualan (Profit Margin on Sales)
 - Daya Laba Dasar (Basic Earning Power)
 - Hasil Pengembalian Total Aktiva (Return on Total Assets)
 - Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Total Equity)
 5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.
 - Pertumbuhan penjualan
 - Pertumbuhan laba bersih
 - Pertumbuhan pendapatan per saham
 - Pertumbuhan dividen per saham
 6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio) atau dapat disebut dengan Rasio Pasar (Market Ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi. - Rasio harga saham terhadap pendapatan
 - Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.
 Return yang tinggi memberikan gambaran bahwa kompensasi yang diterima besar, demikian pula sebaliknya return yang rendah memberikan gambaran bahwa kompensasi yang diterima kecil. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Hartono, 2009). Return realisasi dihitung berdasarkan data historis, yang juga digunakan sebagai salah satu alat pengukur kinerja perusahaan juga sebagai dasar penetuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang.
 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Menurut Fred Weston dalam Kasmir (2008), rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan kata lain, rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.
 2. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio aktifitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.
 3. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio) Rasio solvabilitas juga dapat disebut sebagai rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Dengan kata lain untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu.
 5. Rasio Penilaian (Valuation Ratio) Rasio Penilaian (Valuation Ratio) atau dapat disebut dengan Rasio Pasar (Market Ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi.
 - Rasio harga saham terhadap pendapatan
 - Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku 

Minggu, 03 Mei 2015

Tugas Jurnal VAR





Tugas Perekonomian Indonesia
VAR(Value At Risk)
Nama:Ida Fitriani Sangadji
Kelas:1EB02
Npm:25214078
  





Penggunaan Metode VaR (Value at Risk) dalam
Analisis Risiko Investasi Saham dengan Pendekatan
Generalized Pareto Distribution (GPD)

I. PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi jangka panjang dan sebagai media investasi bagi pemodal. Tiap investasi antar saham yang dilakukan akan memberikan keuntungan dan risiko yang berbeda meskipun dalam sektor industri yang sama. Penyebab  perbedaan ini adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi manajemen, pemasaran, keadaan keuangan, kualitas produk dan kemampuan bersaing. Faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, poleksosbudhankam (politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan dan keamanan), pesaing, serta selera dan daya beli masyarakat. 
 Salah satu metode yang berkembang pesat dan sangat populer dipergunakan saat ini ialah Value at Risk (VaR) yang dipopulerkan oleh J. P. Morgan pada tahun 1994. Data deret waktu keuangan sebagian besar memiliki ekor distribusi yang gemuk (heavy tailed) yaitu ekor distribusi turun secara lambat bila dibandingkan  dengan distribusi normal.





II. METODOLOGI

A. Pengertian
Return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen.
B. Statistika Deskriptif
Skewness merupakan derajat letak simetran atau kejauhan dari simetri suatu distribusi. Jika kurva frekuensi suatu distribusi mempunyai ekor yang lebih panjang ke kanan, maka distribusi tersebut mempunyai kemiringan positif. Sebaliknya jika distribusi mempunyai ekor yang lebih panjang ke kiri, maka mempunyai kemiringan negatif. Nilai skewness dari distribusi normal adalah nol.Kurtosis merupakan ukuran kecenderungan data berada di luar distribusi. Kurtosis dari distribusi normal adalah 3, artinya jika kurtosis lebih besar dari 3 maka sampel data cenderung untuk di luar distribusi normal. Jika kurtosis lebih kecil dari 3, sampel data cenderung berada di dalam lingkupan distribusi normal.
C. Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedas-ticity (GARCH)
GARCH merupakan suatu model yang dapat digunakan untuk memodelkan data deret waktu bidang finansial yang sangat tinggi nilai volatilitasnya. Pemodelan GARCH merupakan pengembangan yang dilakukan oleh Bollerslev pada tahun 1986 dari model  Autoregressive Conditional Heteroskedascity (ARCH) yang diperkenalkan oleh Engle pada tahun 1982 dan telah berhasil diterapkan pada data keuangan. Secara umum model GARCH




D. Value at Risk
VaR adalah adalah suatu statistik yang mengukur besar risiko berdasarkan posisi saat ini. VaR merupakan metode untuk menilai risiko menggunakan teknik statistik standar yang secara rutin digunakan di bidang teknik lainnya [11]. VaR merupakan q% quantil dari distribusi nilai total loss, persamaan umum dari VaR yaitu :risiko berdasarkan posisi saat ini. VaR merupakan metode untuk menilai risiko menggunakan teknik statistik standar yang secara rutin digunakan di bidang teknik lainnya. VaR merupakan q% quantil dari distribusi nilai total loss, persamaan umum
E. Peaks Over Threshold (POT)
Extreme Value Theory (EVT) secara luas digunakan dalam upaya menaksir terjadinya nilai ekstrem dalam reliabilitas, asuransi, hidrologi, klimatologi dan ilmu lingkungan. Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, EVT dapat meramalkan terjadinya kejadian ekstrem pada data berekor gemuk yang tidak dapat dilakukan dengan pendekatan tradisional lainnya.  Metode POT merupakan suatu metode EVT yang mengidentifiksikan nilai ekstrem dengan menggunakan patokan atau threshold (u
III. HASIL DAN DISKUSI

Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data saham Semen Gresik pada saat  closing price bulan Agustus 2007 sampai bulan Maret 2012. Pemilihan saham pada saat closing price dikarenakan harga penutupan pada hari ini dijadikan acuan harga pada saat pembukaan pada hari selanjutnya.  return saham Semen Gresik memiliki nilai skewness yang tidak sama dengan nol yaitu -0,47. Nilai skewness yang negatif menunjukkan bahwa distribusi tersebut miring ke kanan dan memiliki ekor yang panjang di kiri. Nilai kurtosis lebih besar dari tiga yaitu sebesar 16,27 menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal dan data  returncenderung memiliki distribusi tidak normal. Hal ini juga dapat dilihat pada histogram Gambar 3 yang menunujukkan bentuk histogram tidak simetris sehingga mengindikasikan data tidak berdistribusi normal.  Besar risiko penanaman saham pada Semen Gresik adalah sebesar 3,12% rupiah dari aset saat ini. Misalkan aset saat ini dalah Rp. 1 milyar, maka kemungkinan kerugian minimal sebesar Rp 31.200.000,-. Dengan kata lain dalam kurun waktu 20 hari ke depan terdapat potensi 1 hari diantaranya, investor akan mengalami kerugian minimal Rp 31.200.000,-.

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN


Besar risiko penanaman saham pada Semen Gresik adalah sebesar 3,12% rupiah dari aset saat ini. Misalkan aset saat ini adalah Rp. 1 milyar, maka kemungkinan kerugian minimal
sebesar Rp 31.200.000,-. Dengan kata lain dalam kurun waktu 20 hari ke depan terdapat potensi 1 hari diantaranya, investor akan mengalami kerugian minimal Rp 31.200.000,-.