Tugas Perekonomian Indonesia
VAR(Value At Risk)
Nama:Ida Fitriani Sangadji
Kelas:1EB02
Npm:25214078
Penggunaan
Metode VaR (Value at Risk) dalam
Analisis
Risiko Investasi Saham dengan Pendekatan
Generalized
Pareto Distribution (GPD)
I.
PENDAHULUAN
Pasar
modal merupakan salah satu alternatif investasi jangka panjang dan sebagai
media investasi bagi pemodal. Tiap investasi antar saham yang dilakukan akan
memberikan keuntungan dan risiko yang berbeda meskipun dalam sektor industri
yang sama. Penyebab perbedaan ini adalah
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi manajemen,
pemasaran, keadaan keuangan, kualitas produk dan kemampuan bersaing. Faktor
eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, poleksosbudhankam (politik,
ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan dan keamanan), pesaing, serta selera dan
daya beli masyarakat.
Salah satu metode yang berkembang pesat dan
sangat populer dipergunakan saat ini ialah Value at Risk (VaR) yang
dipopulerkan oleh J. P. Morgan pada tahun 1994. Data deret waktu keuangan
sebagian besar memiliki ekor distribusi yang gemuk (heavy tailed) yaitu ekor
distribusi turun secara lambat bila dibandingkan dengan distribusi normal.
II.
METODOLOGI
A.
Pengertian
Return
suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung
selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan
mengabaikan dividen.
B.
Statistika Deskriptif
Skewness
merupakan derajat letak simetran atau kejauhan dari simetri suatu distribusi.
Jika kurva frekuensi suatu distribusi mempunyai ekor yang lebih panjang ke
kanan, maka distribusi tersebut mempunyai kemiringan positif. Sebaliknya jika
distribusi mempunyai ekor yang lebih panjang ke kiri, maka mempunyai kemiringan
negatif. Nilai skewness dari distribusi normal adalah nol.Kurtosis merupakan
ukuran kecenderungan data berada di luar distribusi. Kurtosis dari distribusi
normal adalah 3, artinya jika kurtosis lebih besar dari 3 maka sampel data
cenderung untuk di luar distribusi normal. Jika kurtosis lebih kecil dari 3, sampel
data cenderung berada di dalam lingkupan distribusi normal.
C.
Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedas-ticity (GARCH)
GARCH
merupakan suatu model yang dapat digunakan untuk memodelkan data deret waktu
bidang finansial yang sangat tinggi nilai volatilitasnya. Pemodelan GARCH merupakan
pengembangan yang dilakukan oleh Bollerslev pada tahun 1986 dari model Autoregressive Conditional Heteroskedascity
(ARCH) yang diperkenalkan oleh Engle pada tahun 1982 dan telah berhasil
diterapkan pada data keuangan. Secara umum model GARCH
D.
Value at Risk
VaR
adalah adalah suatu statistik yang mengukur besar risiko berdasarkan posisi saat
ini. VaR merupakan metode untuk menilai risiko menggunakan teknik statistik
standar yang secara rutin digunakan di bidang teknik lainnya [11]. VaR
merupakan q% quantil dari distribusi nilai total loss, persamaan umum dari VaR
yaitu :risiko berdasarkan posisi saat ini. VaR merupakan metode untuk menilai
risiko menggunakan teknik statistik standar yang secara rutin digunakan di
bidang teknik lainnya. VaR merupakan q% quantil dari distribusi nilai total
loss, persamaan umum
E.
Peaks Over Threshold (POT)
Extreme
Value Theory (EVT) secara luas digunakan dalam upaya menaksir terjadinya nilai
ekstrem dalam reliabilitas, asuransi, hidrologi, klimatologi dan ilmu
lingkungan. Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, EVT dapat meramalkan terjadinya
kejadian ekstrem pada data berekor gemuk yang tidak dapat dilakukan dengan pendekatan
tradisional lainnya. Metode POT merupakan
suatu metode EVT yang mengidentifiksikan nilai ekstrem dengan menggunakan patokan
atau threshold (u
III. HASIL DAN DISKUSI
Data
yang digunakan adalah data sekunder berupa data saham Semen Gresik pada saat closing price bulan Agustus 2007 sampai bulan
Maret 2012. Pemilihan saham pada saat closing price dikarenakan harga penutupan
pada hari ini dijadikan acuan harga pada saat pembukaan pada hari selanjutnya. return saham Semen Gresik memiliki nilai
skewness yang tidak sama dengan nol yaitu -0,47. Nilai skewness yang negatif
menunjukkan bahwa distribusi tersebut miring ke kanan dan memiliki ekor yang
panjang di kiri. Nilai kurtosis lebih besar dari tiga yaitu sebesar 16,27
menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal dan data returncenderung memiliki distribusi tidak normal.
Hal ini juga dapat dilihat pada histogram Gambar 3 yang menunujukkan bentuk
histogram tidak simetris sehingga mengindikasikan data tidak berdistribusi
normal. Besar risiko penanaman saham
pada Semen Gresik adalah sebesar 3,12% rupiah dari aset saat ini. Misalkan aset
saat ini dalah Rp. 1 milyar, maka kemungkinan kerugian minimal sebesar Rp
31.200.000,-. Dengan kata lain dalam kurun waktu 20 hari ke depan terdapat
potensi 1 hari diantaranya, investor akan mengalami kerugian minimal Rp
31.200.000,-.
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Besar risiko penanaman saham pada Semen
Gresik adalah sebesar 3,12% rupiah dari aset saat ini. Misalkan aset saat ini adalah
Rp. 1 milyar, maka kemungkinan kerugian minimal
sebesar Rp 31.200.000,-. Dengan kata
lain dalam kurun waktu 20 hari ke depan terdapat potensi 1 hari diantaranya,
investor akan mengalami kerugian minimal Rp 31.200.000,-.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar